Data Mahasiswa :
Nur Alvianti Mardiana
Nur Alvianti Mardiana
01216129/ Kelas A
Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama Surabaya
Dosen Pembimbing :
Dr. Arasy Alimudin, SE, MM
DUNKIN DONUTS
Tahun
1940, seorang pengusaha bernama Bill Rosenberg mendirikan dan membuka sebuah
gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, Quincy-Massachusetts,
Amerika Serikat. Tanpa disangka gerai donut miliknya tumbuh dengan pesat. Hal
ini terbukti dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan yang berkunjung.
Melihat perkembangan usahanya yang positif, tahun 1950 Rosenberg pun memutuskan
mengubah nama Open Kettle menjadi nama lain yang lebih menjual. Setelah melalui
proses yang panjang, terpilihlah nama baru yang lebih menjanjikan yaitu Dunkin’
Donuts. Selaras dengan perubahan nama tersebut, dirintislah sistem franchise
(waralaba).
Tahun
demi tahun berlalu. kemajuan dan ketenaran nama Dunkin’Donuts makin tak
terbendung. Bahkan di tahun 1970, Dunkin’ Donuts telah menjadi merek
internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas produk dan
pelayanan. Reputasi dan ketenaran itu jugalah yang kemudian menarik minat
Allied Domecq- sebuah perusahaan internasional yang membawahi Togo’s dan Baskin
Robins- untuk membeli Dunkin’ Donuts dari keluarga Rosenberg. Pembelian dan
pengambilalihan perusahaan dari keluarga Rosenberg akhirnya disepakati dan
dilakukan dengan penuh persahabatan pada tahun1983.
Meski
berganti kepemilikan, Allied Domecq tetap berusaha mempertahankan sistem
manajemen yang sudah berjalan di Dunkin’Donuts. Kalaupun ada yang harus
dirubah, perubahan dilakukan dalam skala kecil. Hanya satu yang menjadi ambisi
seluruh manajemenAllied Domecq yaitu membantuDunkin’ Donuts memperluas pasar
secara internasional. Untuk mewujudkan ambisinya tersebut, diberlakukanlah
standarisasi di seluruh counter Dunkin’ Donuts. Di samping itu berbagai
strategi marketing yang jitu juga mulai dilancarkan, seperti selalu berusaha
memperbaharui design sesuai dengan trend, fokus terhadap kualitas produk serta
berusaha memaksimalkan kepuasan pelanggan. Dengan didukung sumber daya manusia
yang handal, dalam waktu singkat ambisi Allied Domecq tercapai. Dunkin’ Donuts
berhasil memperluas pasar secara menakjubkan sehingga gerainya tidak hanya
tersebar di benua Amerika, tetapi juga di benua Eropa dan Asia.
Dunkin’
Donuts mulai merambah pasar Indonesia pada tahun 1985 dengan gerai pertamanya
didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Khusus wilayah Indonesia, master franchise
Dunkin’ Donuts dipegang Dunkin’ Donuts Indonesia. Sejak diberi kepercayaan
memegang master franchise tersebut, Dunkin’ Donuts Indonesia bercita-cita dan
bertekad untuk terus membesarkan serta memperkuat awareness dan positioning
Dunkin’ Donuts. Tidak hanya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, tetapi juga di
berbagai kota besar lainnya. Itu sebabnya, kegiatan memperluas pasar dengan
jalan membuka puluhan gerai permanen terus dilakukan secara berkala.
Kini
Dunkin’ Donuts Indonesia telah berhasil membuka lebih dari 200 gerai yang
tersebar di bebagai kota besar Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Bogor,
Bekasi, Depok, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, Yogyakarta, Makasar dan lain
sebagainya. Cita-cita memperkuat awareness dan positioning pun bisa di bilang telah
tercapai. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari hasil survey sebuah lembaga
riset pemasaran yang menyebutkan bahwa Top of Mind Dunkin’ Donuts di Indonesia
telah mencapai 91,8%. Bahkan tercatat juga tingkat kepuasan konsumen Indonesia
terhadap Dunkin’ Donuts secara keseluruhan mencapai80,8%.
Seiring
dengan makin kuatnya awareness dan positioning Dunkin’ Donuts yang telah
dibuktikan lewat hasil survey, di awal tahun 2008 Dunkin’ Donuts Indonesia
kembali melakukan gebrakan dengan menerapkan konsep baru (newimage) pada setiap
gerainya. Kegiatan new image tersebut dilakukan secara betahap dengan jalan
merubah logo, design interior gerai, dan berbagai perubahan lainnya. Dampak
dari new image membuat Dunkin’ Donuts terlihat lebih fresh dan sesuai dengan
keinginan pasar. Namun semua itu belumlah cukup. Bersamaan dengan terus
dilangsungkannya kegiatan new image, Dunkin’ Donuts Indonesia juga mengikrarkan
komitmen untuk lebih memfokuskan diri pada perbaikan produk dan pelayanan.
Dengan demikian diharapkan tingkat kepuasan konsumen terhadap Dunkin’ Donuts
dapat terus meningkat.50
Dunkin
Donuts pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1985, dengan nama PT.
Dunkindo Lestari di mana di jalan Hayam Wuruk Jakarta menjadi counter atau
gerai pertama. Pendirinya adalah Bapak Tan Po Lian dan Ibu Tan Po Sian. Dalam
pengembangan usahanya di pimpin oleh Bapak Y.L Tanuwijaya (Alm ) dan
dilanjutkan oleh Bapak Julius Laoppati. Untuk saat ini dan akan datang, Dunkin
Donuts telah membuka lebih dari 5.000 counter atau gerai di 37 negara di
seluruh dunia. Sedangkan untuk perkembangan di Indonesia, Dunkin’ Donuts
Indonesia telah membuka sebanyak 200 counter atau gerai dengan 19 cabang di
seluruh Indonesia.
Pada
tahun 1995 PT. Dunkindo Lestari telah berhasil mendapatkan Sertifikat Halal
dari MUI sebagai perusahaan yang memproduksi & menjual produk halal.
Seiring dengan tuntutan jaman dan berdasarkan kebutuhan dari customer maka pada
awal tahun 2008 PT. Dunkindo Lestari melucurkan citra merek baru atau yang
lebih di kenal dengan Dunkin’ Donuts New Brand Image.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar