Jumat, 28 Juni 2019

tugas manajemen strategik (latar belakang)




Data Mahasiswa : 
Nur Alvianti Mardiana
01216129/ Kelas A
Fakultas Ekonomi 
Universitas Narotama Surabaya
Dosen Pembimbing :
Dr. Arasy Alimudin, SE, MM 
DUNKIN DONUTS
Hasil gambar untuk dunkin donut indonesia


Tahun 1940, seorang pengusaha bernama Bill Rosenberg mendirikan dan membuka sebuah gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, Quincy-Massachusetts, Amerika Serikat. Tanpa disangka gerai donut miliknya tumbuh dengan pesat. Hal ini terbukti dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan yang berkunjung. Melihat perkembangan usahanya yang positif, tahun 1950 Rosenberg pun memutuskan mengubah nama Open Kettle menjadi nama lain yang lebih menjual. Setelah melalui proses yang panjang, terpilihlah nama baru yang lebih menjanjikan yaitu Dunkin’ Donuts. Selaras dengan perubahan nama tersebut, dirintislah sistem franchise (waralaba).
Tahun demi tahun berlalu. kemajuan dan ketenaran nama Dunkin’Donuts makin tak terbendung. Bahkan di tahun 1970, Dunkin’ Donuts telah menjadi merek internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Reputasi dan ketenaran itu jugalah yang kemudian menarik minat Allied Domecq- sebuah perusahaan internasional yang membawahi Togo’s dan Baskin Robins- untuk membeli Dunkin’ Donuts dari keluarga Rosenberg. Pembelian dan pengambilalihan perusahaan dari keluarga Rosenberg akhirnya disepakati dan dilakukan dengan penuh persahabatan pada tahun1983.
Meski berganti kepemilikan, Allied Domecq tetap berusaha mempertahankan sistem manajemen yang sudah berjalan di Dunkin’Donuts. Kalaupun ada yang harus dirubah, perubahan dilakukan dalam skala kecil. Hanya satu yang menjadi ambisi seluruh manajemenAllied Domecq yaitu membantuDunkin’ Donuts memperluas pasar secara internasional. Untuk mewujudkan ambisinya tersebut, diberlakukanlah standarisasi di seluruh counter Dunkin’ Donuts. Di samping itu berbagai strategi marketing yang jitu juga mulai dilancarkan, seperti selalu berusaha memperbaharui design sesuai dengan trend, fokus terhadap kualitas produk serta berusaha memaksimalkan kepuasan pelanggan. Dengan didukung sumber daya manusia yang handal, dalam waktu singkat ambisi Allied Domecq tercapai. Dunkin’ Donuts berhasil memperluas pasar secara menakjubkan sehingga gerainya tidak hanya tersebar di benua Amerika, tetapi juga di benua Eropa dan Asia.
Dunkin’ Donuts mulai merambah pasar Indonesia pada tahun 1985 dengan gerai pertamanya didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Khusus wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’ Donuts dipegang Dunkin’ Donuts Indonesia. Sejak diberi kepercayaan memegang master franchise tersebut, Dunkin’ Donuts Indonesia bercita-cita dan bertekad untuk terus membesarkan serta memperkuat awareness dan positioning Dunkin’ Donuts. Tidak hanya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya. Itu sebabnya, kegiatan memperluas pasar dengan jalan membuka puluhan gerai permanen terus dilakukan secara berkala.
Kini Dunkin’ Donuts Indonesia telah berhasil membuka lebih dari 200 gerai yang tersebar di bebagai kota besar Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, Yogyakarta, Makasar dan lain sebagainya. Cita-cita memperkuat awareness dan positioning pun bisa di bilang telah tercapai. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari hasil survey sebuah lembaga riset pemasaran yang menyebutkan bahwa Top of Mind Dunkin’ Donuts di Indonesia telah mencapai 91,8%. Bahkan tercatat juga tingkat kepuasan konsumen Indonesia terhadap Dunkin’ Donuts secara keseluruhan mencapai80,8%.
Seiring dengan makin kuatnya awareness dan positioning Dunkin’ Donuts yang telah dibuktikan lewat hasil survey, di awal tahun 2008 Dunkin’ Donuts Indonesia kembali melakukan gebrakan dengan menerapkan konsep baru (newimage) pada setiap gerainya. Kegiatan new image tersebut dilakukan secara betahap dengan jalan merubah logo, design interior gerai, dan berbagai perubahan lainnya. Dampak dari new image membuat Dunkin’ Donuts terlihat lebih fresh dan sesuai dengan keinginan pasar. Namun semua itu belumlah cukup. Bersamaan dengan terus dilangsungkannya kegiatan new image, Dunkin’ Donuts Indonesia juga mengikrarkan komitmen untuk lebih memfokuskan diri pada perbaikan produk dan pelayanan. Dengan demikian diharapkan tingkat kepuasan konsumen terhadap Dunkin’ Donuts dapat terus meningkat.50
Dunkin Donuts pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1985, dengan nama PT. Dunkindo Lestari di mana di jalan Hayam Wuruk Jakarta menjadi counter atau gerai pertama. Pendirinya adalah Bapak Tan Po Lian dan Ibu Tan Po Sian. Dalam pengembangan usahanya di pimpin oleh Bapak Y.L Tanuwijaya (Alm ) dan dilanjutkan oleh Bapak Julius Laoppati. Untuk saat ini dan akan datang, Dunkin Donuts telah membuka lebih dari 5.000 counter atau gerai di 37 negara di seluruh dunia. Sedangkan untuk perkembangan di Indonesia, Dunkin’ Donuts Indonesia telah membuka sebanyak 200 counter atau gerai dengan 19 cabang di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1995 PT. Dunkindo Lestari telah berhasil mendapatkan Sertifikat Halal dari MUI sebagai perusahaan yang memproduksi & menjual produk halal. Seiring dengan tuntutan jaman dan berdasarkan kebutuhan dari customer maka pada awal tahun 2008 PT. Dunkindo Lestari melucurkan citra merek baru atau yang lebih di kenal dengan Dunkin’ Donuts New Brand Image.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar